Selasa, 19 November 2019


SURAT TERBUKA UNTUK PARA PANJENENGAN 
BANK KESAYANGAN KITA BERSAMA


Saya Mas XYZ, nasabah Bank KESAYANGAN KCP Antah Berantah no rek. 004005007008. Saya mencoba memberikan usulan agar Bank  KESAYANGAN dapat meningkatkan pelayanan kepada pelanggan berdasarkan pengalaman dua kali kerugian dalam bertransaksi via ATM KESAYANGAN.
Yang pertama, Agustus empat tahun lalu. Waktu itu istri uang untuk biaya melahirkan sesar anak kami yang bungsu berkurang 2.500.000 kepeng. Sebelumnya, karena kartu ATM saya hanya dapat menarik uang tunai maksimal 5 juta kepeng,  esoknya kami coba menarik sisa uang yang ada. Ternyata uangnya sudah tidak ada. Karena saat itu kami terfokus pada kelahiran anak, dan ada libur panjang, kami lupa untuk mengurus masalah itu.  Satu bulan kemudian saya mengadu ke Bank KESAYANGAN KCP Antah Berantah. Dari buku tabungan diketahui bahwa pada tanggal yang sama terjadi penarikan sebesar tujuh juta lima ratus ribu kepeng. Jawabannya, laporannya sudah terlalu lama. Saya disuruh menulis complain, dan menunggu kabar dari Bank KESAYANGAN. Sampai sekarang saya tidak menerima kabar apapun tentang masalah itu.
Hampir empat tahun kemudian kejadian ini berulang kembali. Berikut ini kronologi kejadiannya:

  1. 25 April 2020 saya mengambil uang via ATM KESAYANGAN namun gagal
  2. 26 April 2020 uang tabungan berkurang Rp2 juta kepeng. Pada saat itu pun beberapa kali transaksi via ATM Bank KESAYANGAN gagal.  Transaksi berhasil dari ATM Bersama (monggo dicek di dalam sistem).
  3. 27 April 2020 saya mengadu ke Bank KESAYANGAN KCP Antah Berantah melalui CS. Menurutnya, memang ada penarikan namun sudah dikembalikan.
  4. 2 Mei 2020 kami kembali ke Antah Berantah karena ada hal yang tidak dipahami dan diterima CS Bu C.CS mengatakan bahwa 25 dan 26 April ATM Bank KESAYANGAN offline.
  5. Dari cetak rekening koran diketahui bahwa transaksi 25 April yang gagal belum dikoreksi bank.
  6. Saya diminta kembali menulis complain dan menunggu 2 minggu hari kerja untuk hasilnya


Ada 4 pertanyaan yang saya ajukan pada waktu itu dan penjelasannya belum membuat saya paham karena itu berhubungan dengan kebijakan otoritas Bank KESAYANGAN. Oleh sebab itu, saya rangkum masalahnya untuk pihak manajemen Bank KESAYANGAN pusat, yaitu:
  • ATM Bank KESAYANGAN sering offline atau rusak. Pasti pihak KESAYANGAN punya data dari berapa banyak transaksi yang gagal. Dengan melihat sistem pula, seharusnya Bank KESAYANGAN mampu proaktif dan tidak usah menunggu complain dari nasabah untuk memperbaiki sistem pencatatan transaksi yang salah. Bukankah para pembuat sistem itu adalah orang-orang cerdas.
  • Tidak ada pemberitahuan di layar ATM KESAYANGAN secara otomatis bahwa ATM offline. Dengan ATM yang banyak, tentu KESAYANGAN tidak akan mampu menempelkan karton bertuliskan status offline pada setiap ATM yang offline. Tentu dengan biaya yang dikeluarkan nasabah dalam setiap transaksi, KESAYANGAN mampu membuat sistem yang lebih mampu melindungi nasabah.
  • Meskipun offline, transaksi gagal tetap tercatat dalam sistem. Akibatnya uang kami berkurang. Dapat dibayangkan betapa banyak nasabah yang mengalami kejadian seperti ini.
  • Cara pencatatan transaksi di rekening koran dan di buku tabungan berbeda. Padahal, dengan pencatatan debet  kredit seperti di rekening koran, nasabah akan lebih memahami transaksi yang telah dilakukan sehingga proses cross check dapat lebih transparan.
  • Kualitas cetak transaksi di buku tabungan sering tidak jelas, bergaris-garis, atau terlalu tebal sehingga mempersulit nasabah memahami transaksi yang telah dilakukan. Bisa saja Bank KESAYANGAN berkilah bahwa ini akibat banyaknya jumlah nasabah. Tentu saja itu terjadi karena banyak demang yang bekerja sama dengan Bank KESAYANGAN sehingga banyak transaksi yang dilakukan Pegawai kecil harus melalui Bank  KESAYANGAN. Namun, tentunya jumlah nasabah yang terus bertambah harus membuat pihak Bank KESAYANGAN lebih profesional. Semakin tinggi pohon, semakin kuat ia harus menggenggam bumi.


Kami sangat berharap pihak Bank KESAYANGAN memberikan tanggapan terhadap surat ini. Semoga  para Panjenengan semakin profesional dan mampu terus meningkatkan kepercayaan dari nasabahnya.
Terima kasih.


4/5/2017

PERSETUBUHANMU ITU

“Kapan aku kaya,” katamu
Sambil makan bermangkuk-mangkuk uang
tangan meraup  peruntungan orang dengan rakus
Dengan mata nanar 
menghitung harga nisan sendiri dengan benda fana
Menari dan  menginjak-nginjak rasa waras yang ingin tumbuh
dekat tanah sempit itu


“Kapan aku terkenal,” ujarmu
Sambil mematut-matut
Mencoba bermacam topeng di depan kamera
Sinarnya yang membutakan akan membuatmu lupa
Pujian-pujian itu meliuk ganas  menjadi titian tangga 
yang akan membuatmu jatuh

“Kapan aku berkuasa!” teriakmu
Sambil memainkan banyak nasib di ujung kuku jari
Dahsyat...
Mereka ruku dan sujud kepadamu
Lebih dari taat mereka kepada-Nya
Langit terisak lalu menangis sejadi-jadinya

“Muak aku mendengarnya!” umpat bumi
Sampai aku sunggi pun 
engkau merasa kurang
Sampai aku engkau setubuhi pun 
Engkau tak akan pernah puas

2017

DI PESTA RAKYAT

Kami datang dengan gembira
membawa balon diikat beraneka warna
untuk mereka para pemilik hajatan

Diselingi badut-badut tersenyum menyukakan
dan pukauan tukang sulap melenakan
sungguh meriah pesta ini
aneka acara datang menghibur
kacang rebus dibagikan cuma-cuma
komidi putar membius hati
kembang api berakrobat
melambungkan harapan kami ke langit
terang benderang lalu kelam lagi

Sorak tepuk tangan menyambut harap
pemilik hajatan bicara melegakan
balon demi balon diserahkan dengan suka cita
hingga tanpa disadari
banyak  mereka yang terbang sendiri
dengan balon-balon kami

Tuhan..
tolong sisakan satu untuk kami

BERMAIN-MAIN DENGAN ANGKA


Angka ada di mana-mana. Suka atau tidak suka kita sering berhubungan dengan angka. Karena angka sering diidentikkan dengan pelajaran matematika, dan banyak orang yang tidak menyukai angka.  Padahal, dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhadapan dengan bilangan. Ketika mengecek gaji, membayar listrik, atau menilai siswa,  kita akan selalu bersinggungan dengan kata tersebut. Angka menjadi hal yang dibenci sekaligus dibutuhkan oleh sebagian orang. Dapat dibayangkan, bila uang di saku tidak ada, kita akan merindukan  angka-angka dalam lembaran kertas dengan jumlah dan digit yang terbesar. Di kalangan masyarakat sekarang yang materialis, tingkat keberhasilan seseorang sering dihitung dengan angka. Semakin besar nilai angka dalam bentuk uang yang dimiliki seseorang, semakin ia dihormati orang lain.

Angka yang dimaksud dalam tulisan ini adalah nilai-nilai Latihan Ujian Nasional  (LUN) yang baru saja diselesaikan siswa. Dalam rekapitulasi nilai, biasanya akan diketahui siapa siswa yang mendapatkan nilai tertinggi, siapa siswa yang mendapat nilai terendah, dan berapa nilai rata-rata dari total siswa. Dengan asumsi tingkat kesukaran soal setiap Latihan Ujian Sekolah sama, dari angka-angka itu dapat dilihat perbandingan nilai yang didapat siswa dari LUN pertama dengan LUN selanjutnya. Dari data itu pun kita bisa melihat tingkat keberhasilan guru dalam mentransfer materi pelajaran dengan meminimalisasi unsur subjektivitas. Pengajar terkadang merasa sudah menggunakan 100 persen kemampuannya untuk mengangkat nilai siswa. Namun, deretan angka yang rasional itu dapat menunjukkan kekeliruan kata “merasa” yang subjektif.

Penulis tidak termasuk orang yang mumpuni dalam menghitung angka, biasa-biasa sajalah istilahnya.  Akan tetapi, ada hal yang menarik dari angka. Dengan angka, dapat diketahui banyak hal. Setidaknya, guru dapat menganalisis dan menginterpretasikan data yang ada. Kegiatan itu   ada hubungannya dengan statistika. Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data.

Ada beberapa kegunaan statistik dalam penelitian, di antaranya:   alat untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua atau lebih variabel;  memberikan teknik-teknik sederhana dalam mengklasifikasi data  dan menyajikan data secara lebih mudah sehingga bisa dimengerti secara lebih mudah; membantu peneliti dalam menyimpulkan suatu perbedaan yang diperoleh apakah benar-benar secara signifikan;  dan secara teknik dapat digunakan untuk menguji hipotesis.

Statistika tidak hanya bisa digunakan untuk menghitung sesuatu yang canggih karena ada pula pemanfaatan statistika yang sederhana. Secara iseng dapat dikatakan bahwa untuk menaikkan rata-rata nilai siswa sebesar 0,1, dibutuhkan 60% dari total siswa yang mendapat kenaikan nilai sebanyak 0,1 poin. Dengan cara lain, dapat disebutkan bahwa untuk menaikkan rata-rata nilai yang sama, dibutuhkan 10% dari total siswa yang mendapatkan kenaikan nilai sebanyak 2 digit.

Di sekolah-sekolah yang memiliki sistem baik, sepertinya bentuk tes untuk mengukur tingkat kemampuan siswa berjalan tanpa banyak masalah. Faktor-faktor penyebabnya antara lain kesiapan guru, tingkat kesiapan belajar siswa bersangkutan, dukungan lingkungan di sekolah yang baik, dan dukungan orang tua menjadi hal positif terhadap keberhasilan anak belajar. Orang tua mempersiapkan pengembangan kemampuan anak mereka sejak awal. Bimbingan belajar di luar sekolah maupun les yang disiapkan guru disepakati dengan antusias untuk membantu anaknya mempersiapkan diri menghadapi ujian.

Bagaimana dengan keadaan di sekolah yang masih berkembang? Situasinya pasti berbeda. Anak harus dimotivasi dahulu agar semangatnya naik. Terkadang, memberikan les tambahan gratis saja tidak ditanggapi dengan antusias tinggi.  Orang tua harus dibuka kesadarannya karena banyak yang hanya berpikir bahwa anaknya yang penting lulus tanpa memperhatikan nilai yang didapat. Semakin kecil biaya yang dikeluarkan, semakin baik untuk mereka.

Kita kembali pada hitungan simpel pada tulisan di atas. Bila angka rata-rata nilai mapel tertentu dengan total siswa 200 orang adalah 46.3, untuk menaikkan  nilai tersebut menjadi 46,4 diperlukan 100 siswa lebih yang mendapatkan kenaikan nilai sebanyak 0,1 poin. Jika soal ada 40, setidaknya harus ada 1 soal tambahan yang bernilai benar. Kelihatannya mudah, namun bagi sekolah dengan kondisi yang tidak ideal, hal tersebut sulit dicapai. Barangkali bisa dipahami bahwa untuk  menaikkan angka rata-rata,   diperlukan tenaga ekstra guru dua kali lipat dari tenaga maksimal dan kondisi lain yang mendekati ideal.
2017
Bacaan : https://visiuniversal.blogspot.co.id/kegunaan-statistik-dalam-penelitian/

Link soal Formatif untuk ulangan susulan diskusi dan cerita inspiratif (boleh open book) https://drive.google.com/open?id=126qDce3xdsowKf...